Commitment [Part 3 of 12]

Previous Posts : part 2 , part 1

commitment

“Kenapa kau baru keluar?” tanya Donghae oppa menghampiriku.

“Eung, mianhae. Tadi ada urusan sebentar dengan atasanku. Kau sudah lama menunggu?” kataku berbohong.

“Biarpun aku harus menunggu sampai 100 tahun lagi, akan kutunggu kau sampai kapanpun,” kata Donghae oppa sambil membuka pintu mobilnya untukku. Hatiku sepertinya memang sudah benar – benar tertuju pada Kyuhyun. Bahkan pada saat Donghae oppa mengatakan kata – kata seperti itu saja, hatiku tidak bergetar sama sekali dan aku tidak merasakan apapun.

Donghae oppa mengendarai mobilnya ke sebuah restoran. Aku kenal jalan ini. Ya, ini adalah jalan menuju suatu taman, taman dimana Kyuhyun membawaku untuk pertama kalinya, taman dimana aku memberitahunya ideku bahwa aku dan dia akan bercerai saat kami sudah memiliki jalan kami sendiri – sendiri. Tanpa terasa setetes air mata terjatuh di tanganku. Aku yang baru tersadar langsung menghapus air mataku sebelum Donghae oppa melihatnya.

“Ayo, kita sudah sampai,” kata Donghae oppa. Aku berjalan memasuki restoran itu dengan Donghae di sampingku. Tanganku digenggam olehnya secara mendadak. Aku langsung menarik tanganku dan meletakannya di kantung celanaku.

“Mianhae, oppa. Aku tidak ingin image artismu rusak karena aku,” kataku sambil tersenyum.

~~~

“Bagaimana hidup?” tanya Donghae saat kami sedang menunggu makanan kami.

“Berlika – liku. Banyak labirin,” jawabku sambil tertawa garing.

“Kau banyak berubah,” kata Donghae.

“Apa yang berubah?” tanyaku.

“Kau… terlihat semakin cantik,” katanya nyaris berupa bisikan, tapi aku masih bisa mendengarnya.

“Aku memang sudah cantik dari dulu,” kataku memuji diriku sendiri.

“Dan itulah sebabnya aku suka padamu,” kata Donghae oppa. Dia mencondongkan tubuhnya, meletakkan tangannya di atas meja dan tersenyum ke arahku.

“Hmm,” aku tersenyum miris mendengar kata – katanya. Ini bukanlah pertama kalinya dia mengakui perasaannya padaku. Dia sudah pernah mengakuinya beberapa tahun lalu. Tapi, aku tidak pernah menganggapnya lebih dari sekadar oppaku sendiri.

“Apakah masih ada tempat untukku?” tanyanya dan saat itu juga, makanan kami juga sudah sampai.

“Makanannya sudah sampai! Ayo kita makan,” kataku sambil mengambil sumpitku dan mulai melihat ramyeonku.

“Hyena-ya,” panggil Donghae oppa tiba – tiba. “Coba kulihat tangan kirimu,” perintahnya sambil menarik tangan kiriku. Telat, dia sudah mengetahuinya.

“K…kau. Kau…” dia menatapku tidak percaya sambil memutar – mutar cincinku.

“O…oppa,” panggilku lirih.

Dia menarik cincinku dan langsung melihat tulisan yang terukir di cincin perak dengan batu berlian di atasnya.

“K…Kyuhyun?!” tanyanya tidak percaya. “Ka…Kau… dengan Kyuhyun?!” tanya Donghae oppa sambil melihatku dengan tatapan tidak percaya.

“A…aku dijodohkan dengannya, Donghae oppa,” kataku sambil menundukkan kepala.

“WAE?! Kenapa kau tidak memberitahuku?” tanya Donghae oppa.

Aku tidak berkutik sama sekali, aku tidak sanggup memberitahu tentang ini padanya. Kepada dia, orang yang selalu baik padaku.

“Jawab aku, Hyena-ya,” paksanya.

“A…aku dan dia memang merahasiakan ini,” kataku takut.

“Ini pasti lelucon. Kau bercanda kan, Hyena-ah,” katanya sambil tertawa.

“Donghae oppa…” Aku mendorong kursiku dan berjalan ke arahnya.

“Fakta memang lebih aneh daripada fiksi. Lupakan aku. Aku yakin kau pasti akan mendapatkan yeoja yang lebih baik dariku,” kataku cepat.

“Kata – kata lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, Hyena-ah. Aku sudah mencintaimu sejak kita masih SMA, bagaimana mungkin aku beralih secepat itu?” katanya sambil menyunggingkan sebuah senyum, yang kurasa adalah senyum yang menyakitkan baginya.

Kami hening sejenak. Aku tidak tahu lagi apa yang dilakukan oleh Donghae oppa. Aku hanya memperhatikan ramyeonku yang mulai mengembang karena lama direndam di dalam air.

“Mungkin ini terdengar gila,” ucap Donghae oppa tiba – tiba dan dengan spontan aku menengadah melihatnya. Dia berdiri dari kursinya dan dia berjalan hingga dia berlutut di samping kursiku. Dia menggenggam tangan kiriku dan sesekali melihat ke arah cincin pernikahanku.

“Aku akan terus menunggumu. Aku akan terus menunggu sampai kau lepas dari pelukannya. Sampai statusmu berubah,” kata Donghae oppa tanpa memandangku melainkan ke arah cincin pernikahanku.

“Kau berharap aku cerai dengannya?” tanyaku kaget.

“Tidak juga, tapi… aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Ya, aku mengharapkan kau bercerai darinya,” kata Donghae oppa.

Seharusnya aku segera berdiri dan meninggalkan dia, atau mungkin menamparnya karena kata – kata lancangnya itu. Tapi, entahlah. Aku teringat dengan kata – kata yang kuucapkan pada Kyuhyun pada waktu itu. Mengingatkan padaku bahwa…pada suatu saat, aku pasti akan bercerai darinya. Tapi, aku tidak ingin Donghae oppa yang menjadi pelampiasanku.

“Oppa, jangan bicara yang tidak – tidak, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” potongku cepat.

“Seharusnya akulah yang memasangkan cincin pernikahan di jari manismu ini, Hyena-ya… Tapi kenapa dia?” tanya Donghae oppa tak mengindahkan kata – kataku.

“Aku… mencintainya,” jawabku.

“Cinta…”

“Aku mencintainya lebih dari yang aku sendiri tahu. Walaupun pikiran dan akal sehatku terus menolaknya, pada akhirnya hatiku terus – terusan menarikku ke dirinya. Aku… Hidupku sungguh sangat menyedihkan, iya kan? Menikah tanpa ikatan cinta, mencintai orang yang selalu bersikap dingin. Mencintai orang yang bahkan meninggalkan istrinya sendirian demi mengunjungi yeoja lain. Ini… benar – benar menyedihkan,” kataku sambil menangis.

“Geokjeongma (don’t worry), aku yang akan menggantikan posisinya,” kata Donghae oppa.

“Tidak bisa. Tidak bisa, oppa. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisinya di hatiku dan itulah masalah terbesarku,” kataku.

“Babo cheoreom, geuraetji? (Like a fool, right?)” kataku sambil tertawa garing.

“Kau tidak pernah sendirian. Ada aku yang akan selalu berada di sampingmu, Hyena-ya,” kata Donghae oppa sambil memelukku dan seperti yang biasa kulakukan, air mataku mengalir deras di dada bidangnya itu.

~~~

“Bagaimana kehidupanmu dengannya kalau pernikahan kalian tidak didasari oleh cinta?” tanya Donghae oppa saat kami sedang berada di mobil.

“Yah, biasa – biasa saja,” kataku tidak peduli.

“Lalu, apa maksudmu dengan Kyuhyun meninggalkanmu demi yeoja lain?” tanya Donghae oppa.

Sial. Aku keceplosan.

“Ah, lihat! Sungai Han terlihat sangat tenang malam ini,” kataku tanpa dosa.

“Jangan mengalihkan pembicaraan! Jelaskan padaku apa yang kau maksudkan dengan Kyuhyun meninggalkanmu demi yeoja lain,” kata Donghae oppa.

“Ah, ani. Itu bukan apa – apa. Aku hanya…”

Kulihat Donghae oppa malah menatapku seakan – akan dia ingin mengatakan : aku tahu kau sedang berbohong sekarang. Cepat katakan yang sejujurnya.

“Well, dia meninggalkanku saat kami sedang makan malam…demi mengunjungi Vic eonni,” jawabku.

“Vic? Ah, kemarin malam, ya?” tanya Donghae oppa. Sepertinya dia mengetahui sesuatu…

“Ne, kemarin malam. Apakah oppa di sana? Kyuhyun datang, kan? Oppa tahu? Dia meninggalkanku di restoran dan akhirnya aku harus pulang dengan naik taksi. Make – upku berantakan sekali saat aku sampai di rumah. Memalukan,” kataku sambil mengalihkan wajahku ke samping.

“Tapi, kemarin dia tidak ada, tuh,” kata Donghae oppa yang membuatku menatapnya dengan tatapan bingung.

“Oppa tadi bilang apa?” tanyaku.

“Ah, ani, lupakan saja. Lagipula kita sudah sampai,” kata Donghae oppa.

“Gomawo oppa sudah mau mendengar keluh kesahku,” kataku.

“Aku akan selalu ada di saat kau membutuhkanku,” katanya sambil tersenyum di depanku.

“Neomu gomawo,” kataku sambil melihat ke arahnya.

“Hyena-ah, mianhae, aku melakukan dua kesalahan malam ini,” katanya saat kami sudah berada di depan rumah Kyuhyun.

“Seharusnya aku yang meminta maaf. Karena oppa mengetahui pernikahanku bukan dengan cara yang baik – baik,” kataku tersenyum lemah. Kulihat dia tersenyum pahit saat aku memberitahu hal itu. Pernikahanku pasti sudah melukainya dengan sangat dalam.

“Pertama, aku mengajak kau makan malam. Kedua, aku mengantarmu jam 10 malam. Aku harap Kyuhyun tidak marah. Katakan padaku kalau dia marah padamu. Aku yang akan menjelaskan padanya bahwa kau menemaniku menangis malam ini. Arasseo?” kata Donghae oppa.

“Aku pulang malam karena kau mendengar keluh kesahku. Untuk apa berbohong? Dia tidak akan marah. Percaya padaku,” kataku berusaha menenangkannya walaupun sebenarnya aku tidak tahu apakah Kyuhyun tidak akan marah padaku.

“Geureom (then), jalja (good night) Hyena-ya,” kata Donghae oppa dan dia pergi.

Aku memasuki rumah dengan pelan – pelan karena sepertinya semua orang sudah tidur. Aku menaiki tangga dengan sangat hati – hati dan aku membuka pintu kamarku dengan sepelan mungkin.

“Makan malam? Sampai jam 10 malam?” tanya Kyuhyun yang sedang duduk dan melipat kedua tangannya di depan dadanya. Dia menoleh ke arahku dan menatapku tajam.

“Kumohon, Kyu. Aku sudah lelah dengan semua ini. Ijinkan aku untuk…” kataku sambil memejamkan mata sebentar dan saat aku membuka mataku, bisa kulihat Kyuhyun sudah bangkit berdiri dan dia berjalan ke arahku.

“Jangan pernah makan malam bersama pria lain lagi,” kata Kyuhyun dan dia menekankan setiap katanya.

Apakah dia cemburu? Aku merasa sedikit takut karena dia berjalan ke arahku terus menerus. Aku menghindar dengan cara mundur dan skak mat. Aku terhalangi oleh tembok. Kyuhyun menjulurkan kedua tangannya untuk mengunciku.

“K…Kyuhyun-ah,” panggilku.

Wajah kami terpisah kira – kira 2 centimeter karena aku bisa merasakan hembusan nafas kesalnya di wajahku.

“Karena…,”

Aku berharap dia memberitahuku bahwa dia khawatir, atau mungkin dia memberitahuku bahwa dia cemburu…

“Karena eomma daritadi mengkhawatirkanmu,” kata Kyuhyun sambil menarik dirinya menjauhi diriku.

Kata – katanya bagaikan suara tebing yang hancur. Bahkan hatiku jauh lebih hancur dari tebing yang hancur. Dia – suamiku – tidak mengkhawatirkanku. Aku merasa duniaku runtuh saat dia mengatakan bahwa eommeonimlah yang mengkhawatirkanku, bukan dia. Aku terlalu kecewa mendengar pernyataannya itu. Dengan langkah gontai, aku berjalan ke kamar mandi.

“Hyena-ya,” panggilnya sebelum aku menutup pintu kamar mandi.

“Ne?” tanyaku.

“Aku mohon maafkan aku atas kejadian kemarin. Aku…mianhae,” katanya sambil menatapku dengan tatapan penuh pemohonan.

“Tanpa kau meminta pun aku sudah memaafkanmu, Kyuhyun-ah,” jawabku. Aku tersenyum dan menutup pintu kamar mandi.

Saat aku keluar dari kamar mandi, bisa kulihat Kyuhyun sudah tertidur di sofanya. Aku berjalan mendekatinya dan duduk di sofanya. Dia terlihat seperti malaikat paling tampan yang sedang tidur di depanku. Tanpa kusadari, tanganku bergerak mengelus rambutnya yang berwarna cokelat keemasan itu dan air mataku menetes.

“Kau benar – benar hebat. Kau berhasil membuatku menangis setiap saat,” kataku pelan sambil tertawa kecil.

Kuperhatikan setiap lekuk dari wajahnya. Keningnya, alis matanya yang tebal, bulu matanya yang lentik, hidungnya yang proporsional, bibirnya…yang berhasil mendapatkan first kissku…

“Aku istrimu, tapi aku tidak pernah bisa menjadi istrimu. Iya, kan?”

Pikiranku melayang ke saat aku dan dia menikah kemarin malam. Ingin rasanya aku mengulang hari itu, tapi aku ingin pernikahan yang bahagia, pernikahan yang real…

“Aku tahu aku tidak punya hak apapun untuk melarangmu. Aku… tidak pernah ingin membebanimu. Oleh karena itu, asalkan kau bahagia, aku tidak peduli kalau aku yang menderita. Karena bagiku, aku akan bahagia kalau kau bahagia, walaupun bukan aku yang berada di sisimu,” kataku.

Kyuhyun hanya membalas kata – kataku itu dengan hembusan nafasnya. Bahkan hembusan nafasnya terkesan lembut bagiku. Tapi, kenapa sikapnya selalu dingin padaku?

Aku baru saja ingin berdiri dan meninggalkan sofanya saat tiba – tiba ada yang menggenggam tanganku.

“Jebal kajima (please don’t go),” bisiknya lirih.

DEG. Dia baru saja memohon agar aku tidak meninggalkannya. Aku tidak salah dengar, kan? Ah, aku harap aku dalam keadaan sadar sekarang.

“Mianhae, Kyuhyun-ah… Geunde, aku sudah sangat mengantuk,” kataku sambil tersenyum kecil .

Aku melepaskan genggaman tangan Kyuhyun secara perlahan, kuletakkan tangannya itu di atas perutnya. Kugenggami tangannya selama beberapa saat sambil terus mengusapnya dengan jempolku. Dia terlihat seperti bayi, sungguh tidak berdosa. Aku tersadarkan dari kegiatanku saat mulutku mulai terbuka, hembusan nafas keluar, dan mataku terpejam dengan sangat kuatnya. Aku terlalu mengantuk.

Aku segera berjalan menuju tempat tidurku. Terlalu banyak kejadian yang terjadi. Dari kemarin hingga hari ini, aku tidak berhenti menangis. Sepertinya kantung air mataku akan kering kerontang beberapa hari ke depan dan mataku akan terlihat membengkak karena aku menangis terus menerus. Mungkin aku adalah wanita paling bodoh di seluruh dunia dan aku akui, aku memang wanita paling bodoh di seluruh dunia. Hidupku ini sudah terlalu penuh dengan sandiwara. Aku tidak percaya lagi dengan yang namanya realita. Semuanya, terasa seperti dongeng. Aku merasa ini bukanlah hidupku yang sesungguhnya.

Aku baru saja memejamkan kedua mataku saat kudengar pintu kamar diketuk pelan. Siapa yang mengetuk pintu malam – malam seperti ini?

“Hyena – ya? Kyuhyun –ah?” panggil seseorang dari depan kamarku. Suaranya berat, seperti bapak – bapak…

“Bapak – bapak… ABEONIM?!” pekikku dalam hati. Aku langsung terduduk setelah aku berhasil meyakinkan diriku sendiri bahwa abeonimlah yang di depan kamarku. Astaga, abeonim di depan, aku di ranjang, Kyuhyun di sofa, dan kami menggunakan baju seperti ini… Kalau dia tahu… hancurlah hidup kami diceramahi panjang lebar oleh abeonim!

Aku langsung menyibakkan selimut yang membalut tubuhku kemudian bangun dari tempat tidurku, berlari kecil ke sofa Kyuhyun dan mengguncang – guncangkan badannya agar dia bangun.

“Kyuhyun –ah,” panggilku.

“Kyuhyun-ah, ireona,” bisikku.

“Kyuhyu…”

“Eung? Hyena-ah? Wae?” sahutnya malas.

“Ppali ireona!” bisikku lagi. Aish, aku harus segera ganti baju. Aku langsung berlari ke lemari bajuku, mengambil gaun tidur apapun yang ada dan masuk ke kamar mandi untuk ganti baju.

“Kyuhyun-ah!” panggilku lagi karena daritadi dia masih belum bangun juga.

“Wae? Apa yang ter… APA YANG KAU LAKU…”

“SSSHH!” aku langsung menutup mulutnya dengan tanganku sebelum dia berteriak lebih keras.

“Abeonim ada di depan, kumohon cepat bertindak, Kyuhyun –ah,” kataku setengah merengek.

“M…mworago?! (what did you say?) Appa… Appa di depan?!” bahkan keterkejutannya masih tetap terasa biarpun dia sedang berbisik sekarang.

“Aish, apa yang appa lakukan malam – malam gini? Kenapa kau tidak membangunkanku?” katanya panic.

“Siapa bilang aku tidak membangunkanmu, kau saja yang seperti kerbau, dibangunkan tapi tidak bangun – bangun,” kataku sambil mengerucutkan bibirku kesal.

“Aish, apa sih yang sebenarnya appa lakukan?” gerutunya sambil membuka kaosnya.

“K…kau membuka bajumu di depan seorang yeoja?!” pekikku sambil membalikkan tubuhku dan menutup kedua mataku dengan tanganku.

“Ah, ah. Mianhae, aku panic,” katanya. “Nah, sekarang…final touch,” katanya dan dia langsung mengacak – acak rambutku.

“Sekarang… kita mau membuka pintu agar abeonim bisa melihat atau kita pura – pura tidur saja?” tanyaku memberinya dua pilihan. Dua pilihan yang sama – sama membuatku deg – degan.

“Ehm, kita pura – pura tidur saja, jadi kita tidak perlu mengatakan apapun,” katanya sambil menarikku ke ranjang. Dia segera tidur di ranjang king size itu dan membalut tubuhnya yang tak berkaos itu dengan selimut. Aku hanya bisa melamun melihat dia melakukan itu. Oh Tuhan, cobaan apa ini?

“Hyena-ya, aku tahu ini gila tapi aku lebih memilih melakukan hal gila ini daripada harus diomeli appa,” katanya sambil mengulurkan tangannya.

“Hyena-ya? Kyuhyun-ah?” panggil abeonim lagi. “Apakah kalian sudah tidur? Appa buka pintunya…”

Aku segera meloncat ke ranjang dan segera tidur di samping Kyuhyun. Awalnya kukira kami hanya akan tidur di satu ranjang, tapi ternyata tidak. Kyuhyun segera menarik pinggangku sehingga tubuhku menempel pada tubuhnya, dia mengunci kakiku dengan kakinya, menaikkan kepalaku sehingga kepalaku berada di atas tangannya dan dia menutupi wajahnya dengan rambutku. Dia memelukku erat.

“K…Kyu…”

Cklek~

Kudengar pintu terbuka dan aku segera menutup mataku senormal mungkin, layaknya orang yang sedang tidur. Ingin aku menyuruh Kyu untuk menjauhkan wajahnya dari leherku karena aku merasa sangat kegelian dengan hembusan nafasnya itu. Tapi apa boleh buat? Pintu sudah terlanjur terbuka dan abeonim terlanjur melihat segalanya.

“Mereka sudah tidur rupanya. Setidaknya aku tenang karena mereka terlihat bahagia,” kata abeonim.

“Mereka serasi sekali. Pengantin baru,” susul sebuah suara. Jangan katakan itu adalah eommeonim.

Blam~

“Omo, apakah tadi itu eommeonim?” bisikku dengan mata membulat. Aku panic setengah mati. Ini gila.

“Ya, Kyuhyun-ah,” kupanggil lagi Kyuhyun karena tidak ada respon darinya.

“Kyu…”

“Shh, aku sudah sangat mengantuk,” katanya.

“Tapi, aku tidak bisa tidur kalau ka…”

“Jalja, Hyena-ya,” katanya dan dia benar – benar sudah tertidur.

“Kyuhyun-ah, Cho Kyuhyun!” kataku sambil memukul lengannya yang ada di pinggangku. Tapi alhasil, dia malah memeluk pinggangku lebih erat lagi.

“Memangnya aku guling?” tanyaku kesal walaupun sebenarnya jantungku sudah siap keluar dari tempatnya sekarang juga.

“Kau ini berisik sekali? Aku bosan tidur di sofa sendirian,” katanya lagi.

“Geunde, aku ingin tidur di bagianku send…”

“Ranjang ini kan untuk kita berdua,” katanya santai dan mencium rambutku.

God must be crazy because he made such a crazy adam like him! Doesn’t he know that I am getting crazy because of his crazy action? Doesn’t he know that I am absolutely crazy as my heart beats like a crazy kangaroo? Okay, I am really crazy now. What a craze! Padahal baru tadi pagi aku menangisinya, baru tadi malam dia meminta maaf, dan sekarang, dia membuatku merasa bahwa dia adalah namja tersuci yang pernah ada. Kau benar – benar iblis, Cho Kyuhyun!

~~~

“Sepertinya kemarin malam ada yang berbahagia,” kata abeonim sambil menutupi wajahnya dengan koran.

“Teruslah akur seperti itu, kalian pengantin baru harus saling melengkapi, eo?” sahut eomma dan membuatku memerah.

Aish, kemarin malam itu benar – benar memalukan. Kyuhyun ternyata benar – benar tertidur dengan posisi memelukku seperti memeluk guling. Aku tidak dapat menggerakkan badanku sedikitpun karena badanku terasa terkunci oleh kakinya yang panjang itu. Perlakuannya ini… Apakah itu bentuk permintaan maafnya? Apakah itu perlakuan darinya agar aku memaafkannya? Ah, aku sudah tidak peduli lagi dengan maaf. Kutekankan, aku merasa bahwa dia, sang iblis, sudah terlihat seperti malaikat di mataku.

“Appa, aku dan Hyena pergi dulu, kami sudah telat,” kata Kyuhyun sambil menarikku keluar rumah.

Dia membukakan pintu untukku, hal yang biasa dia lakukan sekarang. Ya, pertama – tama, dia menggandengku keluar rumah. Kedua, dia membukakan pintu mobil untukku. Ketiga, dia menutup pintu mobilnya dan terakhir, dia berlari ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobilnya. Gerakan yang cool menurutku.

“Apa yang akan kau lakukan hari ini?” tanyanya.

“Aku…mengedit foto. Foto – fotomu dan hyung – hyungmu itu. Ah, sebentar lagi projek Mr. Simple version B akan segera mulai. Bahkan foto untuk Mr. Simple version A saja masih belum selesai,” kataku sambil mengurut pelipis kepalaku dengan jari – jariku.

“Harusnya kau tidak sedepresi itu. Kau kan mengedit foto suamimu sendiri,” katanya sambil tersenyum evil.

“Aigoo, aigoo, aish, jinjja. Justru aku berharap aku tidak menangani album kalian,” kataku sambil tertawa.

“Mworago?! Waee?” tanyanya dengan nada manja agar aku membalas pertanyaannya.

“Karena aku selalu tidak bisa menyelesaikan satu gambar dari sepuluh gambar yang ada,” kataku.

“Ah, gambarku. Iya, kan? Aigoo, tidak perlu seperti itu… Aku tahu aku tam…”

“Tentu saja bukan kau! Punyamu selesai paling cepat daripada yang lainnya, kau tahu?” selaku sebelum dia menyebut dirinya tampan. Well, actually, kau memang benar – benar tampan. Tapi bukan gambarmu yang kumaksudkan.

“Lalu punya siapa?” tanyanya ingin tahu.

“Siwon oppa,” kataku sambil menggeleng – gelengkan kepala.

“Kenapa punya dia? Ada apa… Aaah, aku tahu kenapa,” katanya sok tahu.

“Memangnya kenapa?” tantangku.

“Karena dia yang paling jelek,” jawabnya mantap.

“Ani, bukan itu alasannya. Aku tidak bisa mengedit miliknya karena dia… sudah perfect dengan foto apa adanya,” kataku sambil tersenyum membayangkan foto Siwon di album Mr. Simple A…

“Andwae! Aku tidak akan membiarkan otakmu tercemar oleh si pastor itu. Kau serahkan foto Siwon hyung ke editor lain. Aku tidak mengijinkan kau mengedit miliknya. Titik,” larang Kyuhyun.

“Kenapa, Kyu? Kau cemburu, huh?” tanyaku sambil menoleh ke arahnya.

“Cemburu? Aku? Tidak…” katanya salah tingkah.

“Yes, you are,” kataku sambil mencium pipinya kilat dan membuka pintu mobil.

Aku menoleh ke belakang sebentar dan kulihat Kyuhyun masih duduk di kursinya, memegang pipinya dan tersenyum saat aku melambaikan tanganku padanya. Dia malah menunjukku sambil tertawa jahil dan dia juga membalas lambaian tanganku.

Dunia terasa seperti ainud bagiku dan nama Kyuhyun seakan berubah menjadi nuyhyuK. Ya, semuanya serasa terbalik, aneh tapi nyata.

~to be continued~

40 thoughts on “Commitment [Part 3 of 12]

  1. AAAAAAAAAAAA DEVVVVIIII APAAN INI?!! DAEBAAAAK!!!! Masi uas tp smpet2ny bikin ff ini aarrgghh
    Depannya bikin dada sesek tapi belakang-belakangnya suer bikin mupeng!
    Arrgghhh iriiii irii iriii
    tapi donghae jgn berakhir merana ya devii ga relaaa *aku suka Donghae sekarang* XD
    oia makasi ya translate-an bhs koreany :)))
    good job deviii
    ayo part 4 semangaaat!!
    Good luck for ur final exam too 🙂

    1. hahaha! Aku emang udah bikin draftnya jadi pas tadi itu udah tinggal finishings. Haha. Thank youu! Part 4nya…kita lihat nanti yaaa! Lol :p
      iyaaa, esteeer 😀 eh, kamu ada baca ga new fanfiction aku? yang 3 fan fic gaje? itu…hasil stress aku kemarin. abis, bahan bio lumayan banyak, aku bikin gombalan gila gitu. krik krik. /plak

  2. Huwa!!! ni ff cpet bgt ngebuat dada aku sesek ! daebak dah bkin kyu pov ny dong~ biar aku bs tau apa perasaan nx kyuppa

    1. lol lol lol :p ini so sweet yang part 3 itu~ :p part 4… T_T begitulah. baca sendiri saja. T_T iyaaaa, abis ulangan umum ini aku kepikiran bikin KYU’s POVnya kok 😀 hehehehe

  3. huwa kyu mencuri kesempatan dalam kesempitan nih…
    Tp bgs jg sih, thanks to kyu’s appa… Mereka jd tdur brg., hahay

    Cie kyu cemburu tp gk ngaku nih… Hahay…

    1. wkwk! :p emang dia se evil apa sih sampe saat gue tulis dia seperti malaikat kalian semua tertawa? Suami gue itu aslinya malaikat! tapi ketularan gue jadinya dia evil! (?)

    1. Hihi :3 lucu kan si kyu cemburunya~ *author udah lupa cerita part ini gimana. Udah sakingan keseringan bikin kyuhyun’s point of view dari cerita ini… /plak
      Oh iya, ntar baca yang inexpress ya, kyu povnya itu~ :3

  4. Wow.. Daebak! Bs bikin senyum2 sendiri #mulai gila
    feelnya dpt bgt
    ada lucunya
    romantisnya
    ah pokoknya oke bgt keke
    lanjut ya

  5. Fufuuu menggemaskan~ apalagi pas akhirnya mereka tidur satu ranjang 😶😶 manis deh mereka kalu akur gitu~

Leave a trace and comments here! XD